Selasa, 23 Agustus 2022

Belajar dan Berdampak, Mengabdi ke Pelosok Negeri

Anisha Nurlita Sari, Elviatuz Zahro, Maulida Safira Al-Haddar, Rani Budi Rahayu

Universitas Islam Malang
2022




Abstract

    Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah salah satu program yang diselenggarakan oleh Kemdikbud. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia membuat sebuah program dimana program tersebut bertujuan untuk membantu sekolah dalam melaksanakan layanan pendidikan di tengah pandemi Covid 19, program tersebut yaitu Kampus Mengajar. Program Kampus Mengajar merupakan salah satu program dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memiliki tujuan dalam proses Mengajar, yang berfokus pada literasi dan numerasi, membantu adaptasi terhadap teknologi dan membantu administrasi. Mahasiswa Kampus Mengajar bertanggung jawab untuk memperbaiki karakter siswa dan meningkatkan semangat belajar siswa. Tujuan keikutsertaan mahasiswa dalam Program Kampus mengajar merupakan sebuah proses dalam menambah pengalaman, mengembangkan wawasan, serta meningkatkan peran dan kontribusi pergutuan tinggi dan mahasiswa dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Artikel ini berisi mengenai kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan program Kampus Mengajar. 


Kata Kunci : kampus mengajar



PENDAHULUAN

Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan

Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Semenjak merebaknya virus covid di Indonesia pada awal tahun 2020 proses pembelajaran dilaksanakan  secara daring atau dalam jaringan, dalam pelaksanaannya peserta didik, guru dan sekolah menghadapi berbagai kendala diantaranya yaitu ketidaksediaan gadget yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring, jaringan internet, bahkan hingga kurang terampilnya guru, siswa dan sekolah dalam penggunaan teknologi. Selain itu kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran daring diantaranya adalah jam pembelajaran yang tidak rasional, sulitnya meningkatkan motivasi belajar siswa, hingga kesulitan dalam menyampaikan pembelajaran secara efektif dan efisien. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (MBKM) membuat sebuah program dimana program tersebut bertujuan untuk membantu sekolah dalam melaksanakan layanan pendidikan di tengah pandemi Covid 19, program tersebut Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan program di mana mahasiswa diajak untuk berkontribusi dan mengabdi untuk membantu proses pelayanan pendidikan di tengah pandemi Covid 19 dan merupakan sebuah program asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran di sekolah baik SD dan SMP di Indonesia.  Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi dan numerasi peserta didik, meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik, membantu proses pembelajaran di sekolah, melaksanakan adaptasi teknologi dan administrasi di sekolah sasaran.  

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.


Secara umum Program Kampus Mengajar bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara membantu proses pengajaran di SD dan SMP sekitar desa/kota tempat tinggalnya. Selain itu, program ini bertujuan antara lain:

  1. Membantu meningkatkan pemerataan kualitas Pendidikan Dasar pada masa pandemi COVID-19.

  2. Menanamkan empati dan kepekaan sosial pada diri mahasiswa terhadap permasalahan kehidupan kemasyarakatan yang ada di sekitarnya.

  3. Mengembangkan wawasan dan mengasah keterampilan berpikir dalam bekerja bersama lintas bidang ilmu dan ragam asal mahasiswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.

  4. Memberi manfaat bagi mahasiswa untuk mengasah jiwa kepemimpinan, softskill dan karakter dalam berinovasi dan berkolaborasi dengan guru di SD dan SMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

  5. Mendorong dan memacu pembangunan nasional dengan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.


Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.



METODE PELAKSANAAN

  1. Pembekalan

Pembekalan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2022 – 25 Februari 2022. Pembekalan dilakukan kepada mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan untuk memberikan pengetahuan yang diperlukan selama kegiatan di sekolah penempatan. Materi yang disampaikan pada saat pembekalan meliputi:

  1. Pedagogi Sekolah

  2. Profil Pelajar Pancasila

  3. Growth Mindset

  4. Komunikasi dan Kearifan Lokal

  5. Facilitating Skill

  6. Konsep Dasar Literasi dan Numerasi

  7. Asesmen dan Pemetaan Literasi Numerasi

  8. Memilih Bacaan Teks SD dan SMP

  9. Matematika dan Alam SD dan SMP

  10. Literasi dan Numerasi Lintas Mata Pelajaran SMP

  11. Facilitation Skill

  12.  Strategi Pembelajaran Literasi dan Numerasi

  13. Merancang Model Pembelajaran

  14. Microlearning PISA

  15. Etnomatematika

  16. Eksplorasi Math City Map Indonesia

  17. Menumbuhkan Budaya Literasi di Sekolah

  18. Financial Literacy

  19. Kurikulum Merdeka

  20. Pembelajaran Berbasis Proyek

  21. Pencegahan Kekerasan Seksual, Perundungan, dan Intoleransi

b. Penerjunan

Kegiatan awal Program ini adalah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan sekolah sasaran. Langkah koordinasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

  1. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan melakukan komunikasi awal dan meminta izin kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

  2. Mahasiswa menyerahkan surat tugas dari Kementrian dan Surat Tugas dari Perguruan Tinggi masing-masing ke Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.

  3. Dinas Pendidikan Kabupaten Malang mengeluarkan Surat Tugas untuk diserahkan pada Koordinator Wilayah penempatan.

  4. Koordinasi dengan sekolah tempat penugasan untuk melakukan lapor diri kepada Kepala Sekolah dan Guru serta menyerahkan surat tugas dari Dinas Pendidikan setempat.

c. Perencanaan Program

Perencanaan Program dalam kegiatan ini, dilakukan penyusunan rancangan kegiatan, yakni sebagai berikut:

  1. Mahasiswa menyusun rancangan kegiatan selama penugasan berdasarkan hasil observasi sekolah mengenai kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan, metode yang akan diterapkan dan model pembelajaran yang akan diterapkan, kelengkapan administrasi pembelajaran dan kegiatan adaptasi teknologi oleh mahasiswa kepada guru dan siswa.

  2. Mahasiswa mengkonsultasikan rancangan kegiatan kepada Guru Pembimbing dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).


d. Pelaksanaan Program

                Ada beberapa program yang dilaksanakan, sebagai berikut:

  1. Sosialisasi aplikasi AKM Kelas
  2. Sosialisasi aplikasi belajar AKSI Bahasa
  3. Membuat media pembelajaran
  4. Meningkatkan Literasi dan Numerasi
  5.  Administrasi (sekolah, guru, kelas, perpustakaan)




HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Pembelajaran (Literasi dan Numerasi)

Program Kampus Mengajar dilaksanakan oleh Tim Kampus Mengajar yang telah lolos seleksi secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Pada awal penugasan program Kampus Mengajar, Tim Kampus Mengajar pembelajaran secara daring karena dalam masa pandemi Covid-19. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Guru memiliki peran yang besar supaya siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan siswa.

Dalam prosesnya, tidak semua siswa mengalami proses belajar yang lancar. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar sehingga tidak dapat mencapai target pembelajaran secara optimal. Siswa yang masih belum bisa membaca, menulis dan berhitung dibentuk sebuah kelompok belajar agar mempermudah siswa dalam menerima materi dan peserta didik mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan kegiatan pembelajaran informal yang bertujuan untuk membantu kesulitan yang dihadapi siswa atau pembelajaran tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Permainan menjadi media belajar yang efektif untuk mengembangkan berbagai kemampuan peserta didik, termasuk numerasi. Kemampuan numerasi melibatkan cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah. Salah satu kegiatan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah dengan permainan dan teka-teki. Siswa diajak siswa berkeliling sekolah untuk mengumpulkan dedaunan, ranting, kerikil, dan benda-benda alam lainnya. Siswa diajak untuk mengurutkan berdasarkan ukuran, warna, bentuk, atau jenisnya. Selain mengenalkan konsep dasar matematika (lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan), kegiatan ini juga mendorong siswa untuk memecahkan permasalahan.

Pembelajaran yang diberikan berupa kasus Tematik, namun dalam situasi pandemi seperti ini guru menggunakan media pembelajaran bukan hanya dari buku sumber, namun guru menggunakan barang-barang di sekitar siswa untuk menjadi medianya, agar memudahkan siswa dalam memahami materi dan siswa bisa langsung mengeksplorasi pemahamannya, sehingga terciptalah pembelajaran yang efektif (Laksana, 2017). Dalam penerapan literasi dan numerasi di sekolah dasar, membawa perubahan bagi guru dan siswa dalam pembelajaran kearah yang lebih baik, memperbaiki karakter siswa dan meningkatkan minat siswa untuk belajar. Hal ini memberikan hasil serta dampak positif bagi siswa, guru dan sekolah.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, tim Kampus Mengajar menjumpai pembelajaran yang terkesan monoton dan membuat siswa merasa bosan untuk belajar. Misalnya pada pemberian materi pembelajaran, materi disampaikan melalui voice note, foto yang berisikan materi pelajaran, maupun video manual yang berisi penjelasan materi pelajaran. Untuk pengumpulan tugas biasanya berupa foto atau video hasil pengerjaan tugas, dan dikumpulkan langsung ke sekolah dalam kurun waktu seminggu sekali atau tergantung kebijakan guru pada masing-masing kelas mulai kelas 1-6.

Sedangkan untuk pembelajaran luring, pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka (PTM) terbatas dengan berpedoman pada Kurikulum 2013. Pada awal pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka, tiap-tiap kelas melaksanakan pembelajaran yang terbagi menjadi dua sesi yang bertujuan untuk menerapkan protokol kesehatan PTM di masa pandemi Covid-19 namun seiring berjalannya waktu pembelajaran dapat dilaksanakan secara normal kembali. Pembelajaran normal ini adalah pembelajaran seperti umumnya seperti sebelum adanya pandemi yaitu siswa datang ke sekolah dan menerima materi pembelajaran. Dalam penyampaian materi pembelajaran biasanya menggunakan sumber belajar berupa buku. 

Tim Kampus Mengajar memperkenalkan sebuah modul atau materi pembelajaran kreatif yang diharapkan bisa membantu proses pembelajaran menjadi fleksibel karena tidak tergantung pada konten dalam buku teks, kecepatan strategi pembelajaran juga dapat sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga diharapkan peserta didik dapat mencapai kompetensi minimum yang ditargetkan dan menciptakan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar dan untuk materi pembelajaran selanjutnya dapat diterima oleh siswa dengan baik.


  1. Adaptasi Teknologi

Teknologi sangat bermanfaat bagi pendidikan, terutama pada masa pandemi covid-19 seperti ini. Teknologi dapat membantu mempercepat akselerasi dan mengembangkan informasi mendukung pembelajaran aktif dan berbagai stategi pembelajaran, meningkatkan pembelajaran dan interaksi guru, siswa dan program, meningkatkan motivasi peserta didik, meningkatkan literasi informasi, dan pembelajaran berpusat pada siswa. (Mahini, Forushan, & Haghani, 2012). 

Tim Kampus Mengajar membantu guru dalam membuat materi pembelajaran berbasis teknologi, misalnya penayangan media pembelajaran berbasis video, membuat media pembelajaran yang menarik berupa Powerpoint. Upaya yang dilakukan agar guru melek teknologi yaitu dengan memberikan pelatihan penggunaan aplikasi Zoom Meeting, Google Meet dan pembuatan Google Form, pengenalan AKSI Bahasa. AKSI disini diharapkan bisa memberi penguatan Pembelajaran Literasi dan Numerasi. Dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik bisa meningkatkan minat belajar siswa dan mempermudah siswa dalam kegiatan pembelajaran. 

Aplikasi AKM Kelas yang akan dikenalkan dan dijelaskan prosedur penggunaannya. AKM sebagai bentuk penilaian proses dan hasil belajar dan bertujuan untuk memberikan informasi terkait tingkat kompetensi siswa. Hadirnya aplikasi AKM dapat mempermudah guru maupun tenaga pelatih dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi siswa, terutama pada masa Pandemi Covid-19 dimana aplikasi ini membantu guru. Memperkenalkan kurikulum merdeka belajar yang berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.


  1. Administrasi Sekolah

Untuk mencapai idealisme dan tuntutan kurikulum 2013 maka guru harus dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Dimana guru harus menguasai pokok atau inti materi yang akan diajarkan kepada siswa serta memiliki kemampuan baik mengembangkan atau menyederhanakan materi ajar sehingga memungkinkan siswa memahami dengan mudah. Dalam kurikulum 2013, guru bertugas bukan semata menguasai  materi tetapi juga mampu mengembangkan perangkat administrasi pembelajaran dengan baik dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan, mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, seni, serta, wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. 

Pelaksanaan administrasi sekolah, segenap sumber daya sekolah harus diatur dan didayagunakan secara efektif dan efisien. Pengelolaan administrasi sekolah harus tetap memenuhi fungsi utamanya yaitu sebagai sumber informasi utama yang menjadi pedoman pengelolaan pendidikan dan juga kegiatan belajar-mengajar. melengkapi beberapa instrumen dalam penilaian kepala sekolah yang berisi mengenai administrasi sekolah. Seperti memperbarui struktur kepengurusan sekolah agar mempermudah mencari informasi dan memperkenalkan kurikulum merdeka agar sekolah bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Administrasi yang dilakukan oleh Tim Mahasiswa Kampus Mengajar secara sebagai berikut:

  1. Administrasi Kelas berupa Presensi atau Daftar Hadir Siswa.

Setiap mahasiswa Kampus Mengajar membantu guru kelas membuat daftar hadir siswa. Daftar Hadir Siswa digunakan untuk mengetahui frekuensi kehadiran siswa yang dilakukan setiap hari di sekolah dan mengontrol kerajinan belajar siswa. 

  1. Administrasi Guru berupa Daftar Nilai, Kumpulan Soal ulangan harian, dan program remidial

Setiap mahasiswa Kampus Mengajar juga membantu guru dalam membuat daftar nilai. Daftar nilai akan diakumulasikan dari setiap tugas siswa. Meskipun dalam akumulasinya masih menggunakan cara manual dengan buku belum menggunakan aplikasi. Sehingga beberapa dari kami membantu proses pemindahan nilai dari buku nilai ke aplikasi. Hal tersebut juga berlaku pada soal-soal untuk ulangan harian dan program remidi bagi siswa yang belum mencapai nilai KKM.

Pelaksanaan ulangan harian akan dilakukan setelah pembelajaran memenuhi batas. Soal yang dibuat sesuai dengan materi yang telah dipelajari dan dengan cara manual (tanpa aplikasi). Setelah dilakukannya penilaian bagi siswa yang belum mencapai nilai KKM akan melaksanakan remidi dengan soal berbeda tetapi dalam pembahasan yang sama. Disini kami juga memperkenalkan platform Merdeka Belajar yang merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan pelajar Pancasila.

  1. Administrasi Sekolah berupa Pengadaan Perpustakaan Sekolah

Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan, mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, seni, serta, wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar tempat penyimpanan bahan pustaka (buku. dan non buku), tetapi terdapat upaya untuk mendayagunakan agar koleksi-koleksi yang ada dimanfaatkan oleh pemakainya secara maksimal.

Tim Mahasiswa Kampus Mengajar juga mengadakan jadwal piket membersihkan perpustakaan, membersihkan serta merapikan buku sesuai dengan jenisnya, menstempel buku, memberi kode buku, membuat kartu peminjaman dan pengembalian buku, dan buku administrasi penunjang kegiatan di perpustakaan sekolah. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan literasi siswa dengan memperbaiki pengelolaan perpustakaan dan membuat pojok baca.



KESIMPULAN

Untuk meminimalisir wabah Covid-19, pemerintah membuat kebijakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring atau biasa disebut dengan pembelajaran jarak jauh melalui virtual. Namun, pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19, belum berjalan dengan efektif. Dengan adanya kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun dan menerapkan Program Kampus Mengajar yang merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program Kampus Mengajar ini mencakup pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang berfokus pada literasi dan numerasi, adaptasi teknologi, serta membantu administrasi pada sekolah sasaran. 

Dengan dilaksanakannya program Kampus Mengajar, dapat membangkitkan semangat siswa di Sekolah Dasar serta bapak ibu guru yang selama pandemi Covid-19 memiliki keterbatasan dalam kegiatan belajar mengajar. 



DAFTAR RUJUKAN


Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Pustaka 

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2022). Kepmendikbud No. 56 Tahun 2022 tentang 

Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.  

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 

Mahini, F., Forushan, Z. J.-A., & Haghani, F. (2012). The importance of teacher's role in 

technology-based education. Elsevier Ltd., 1616


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar dan Berdampak, Mengabdi ke Pelosok Negeri

Anisha Nurlita Sari, Elviatuz Zahro, Maulida Safira Al-Haddar, Rani Budi Rahayu Universitas Islam Malang 2022